Penalaran
Penalaran adalah
proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Sehingga pengamat akan mendapatkan
gambaran sebelum mengungkapkan sebuah pendapat.
Macam
macam penalaran
1.
Penalaran Induktif,
yaitu adalah proses
berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum
berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus.
Macam-Macam
Silogisme di dalam Penalaran Induktif:
Di dalam penalaran
induktif terdapat tiga bentuk penalaran induktif, yaitu generalisasi, analogi
dan hubungan kausal.
1. Generalisasi
Proses penalaran yang
mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk
mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Contoh generalisasi :
Jika ada udara,
manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan
akan hidup.
Jika ada udara,
tumbuhan akan hidup.
Jadi, jika ada udara
mahkluk hidup akan hidup.
2. Analogi
Cara penarikan
penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Contoh analogi :
Nina adalah lulusan
Akademi Amanah.
Nina dapat
menjalankan tugasnya dengan baik.
Ali adalah lulusan
Akademi Amanah.
Oleh Sebab itu, Ali
dapat menjalankan tugasnya dengan baik
3. Hubungan Kausal
Penalaran yang
diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
Macam hubungan kausal
:
a. Sebab- akibat.
Hujan turun di daerah
itu mengakibatkan timbulnya banjir.
b. Akibat – Sebab.
Andika tidak lulus
dalam ujian kali ini disebabkan dia tidak belajar dengan baik.
c. Akibat – Akibat.
Ibu mendapatkan
jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu beranggapan jemuran di rumah basah.
2.
Penalaran Deduktif,
Penalaran deduktif
yaitu adalah cara berpikir dengan berdasarkan suatu pernyataan dasar untuk
menarik kesimpulan.
Contoh klasik dari
penalaran deduktif, yang diberikan oleh Aristoteles, ialah
* Semua manusia fana
(pasti akan mati). (premis mayor)
* Sokrates adalah
manusia. (premis minor)
* Sokrates pasti
(akan) mati. (kesimpulan)
Macam-Macam
Silogisme di dalam Penalaran Deduktif:
Di dalam penalaran deduktif terdapat entimen macam
silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme
alternatif dan silogisme entimen.
1. Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial disusun berdasarkan klasifikasi
premis dan kesimpulan yang kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam
kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam
kesimpulan disebut premis minor.
Silogisme kategorial terjadi dari tiga proposisi,
yaitu:
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus remis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek
simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Contoh:
Contoh silogisme Kategorial:
My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn : Badu adalah mahasiswa
K : Badu lulusan SLTA
2. Silogisme Hipotesis
Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang
berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya
membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak
anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh :
My : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.
Mn : Air tidak ada.
K : Jadi, Manusia akan kehausan.
3. Silogisme Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa
proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya
membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang
lain.
Contoh
My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Mn : Nenek Sumi berada di Bandung.
K : Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
4. Silogisme Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis
minor dan simpulan.
Contoh:
- Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang
dalam sayembara itu.
- Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu
Anda berhak menerima hadiahnya. namun silogisme kategorial dapat dibedakan
menjadi dua saja, yaitu silogisme kategorial dan silogisme tersusun. Dimana
silogisme tersusun terbagi lagi menjadi tiga kategorial yaitu:
a. Epikherema
Epikherema adalah jabaran dari silogisme kategorial
yang diperluas dengan jalan memperluas salah satu premisnya atau keduanya. Cara
yang biasa digunakan adalah dengan menambahkan keterangan sebab: penjelasan
sebab terjadinya, keterangan waktu, maupun poembuktian keberadaannya.
Contoh:
Semua pahlawan bersifat mulia sebab mereka selalu
memperjuangkan hak miliki bersama dengan menomorduakan kepentingan pribadinya.
Sultan Mahmud Badaruddin adalah pahlawan. Jadi, Sultan Mahmud Badaruddin itu
mulia.
b. Entimem
Silogisme ini merupakan jenis silogisme yang sama
dengan pada penjelasan di atas.
c. Sorites.
Silogisme tipe ini sangat cocok untuk bentuk-bentuk
tulisan atau pembicaraan yang bernuansa persuasif. Silogisme tipe ini didukung
oleh lebih dari tiga premis, bergantung pada topik yang dikemukakan serta arah
pembahasan yang dihubung-hubungkan demikian rupa sehingga predikat premis
pertama menjadi subyek premis kedua, predikat premis kedua menjadi subyek pada
premis ketiga, predikat premis kedua menjadi subyek pada premis keempat, dan
seterusnya, hingga akhirnya sampailah pada kesimpulan yang diambil dari subyek
premis pertama dan predikat premis terakhir.
Kesimpulan
Jadi apa yang dimasksud penalaran adalah merupakan
suatu corak atau cara seseorang mengunakan nalarnya dalam menarik kesimpulan
sebelum akhirnya orang tersebut berpendapat dan dikemukakannya kepada orang
lain.
Dimana penalaran dibagi dua macam yaitu penalaran
induktif dan deduktif. Kedua jenis penalaran tersebut mempunyai maksud dan
Silogisme yang berbeda. penalaran deduktif adalah proses penyimpulan
pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum atau universal.sedangkan
penalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa
prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat
khusus.